Jumat, 17 Agustus 2018

Renungan Apa Yang Kita Lakukan


Hari ini, Prof Dr Ravik Karsidi, Rektor UNS, melakukan perjalanan dari Jogya ke Jakarta naik pesawat.*
Di depannya duduk seorang ibu sudah agak tua, memakai pakaian Jawa tradisional kain batik dan kebaya, wajahnya tampak tenang dan keibuan.
Sekedar mengisi waktu, diajaknya ibu itu bercakap.
"Mau kemana bu?"
Renungan Apa Yang Kita Lakukan
Renungan Apa Yang Kita Lakukan
"mau pergi ke Singapur"
Kalau boleh bertanya, ada keperluan apa ibu pergi ke Singapura ?"
"Menengok anak saya yang nomor dua nak, istrinya melahirkan di sana terus saya diberi tiket dan dibikinkan pasport"
"Puteranya kerja di mana, bu ?"
"Anak saya ini insinyur, kerja di perusahaan minyak asing, sekarang jadi kepala kantor cabang Singapura."
"Berapa anak ibu semuanya?"

"Anak saya ada 4 nak,
3 laki, 1 perempuan.
Yang ini tadi anak nomer 2.
Yang nomer 3 juga laki, dosen fakultas ekonomi UGM, sekarang lagi ambil program doktor di Amerika.
Yang bungsu perempuan jadi dokter spesialis anak. Suaminya juga dokter, ahli bedah dan dosen di universitas Airlangga Surabaya."
"Kalau anak sulung ?"
"Dia petani, Nak, Tinggal di Godean, menggarap sawah warisan almarhum bapaknya."
Sang Profesor tertegun sejenak lalu dengan hati2 bertanya:
_"Tentunya ibu kecewa kepada anak sulung ya bu, Kok tidak sarjana spt adik2nya."_
*"Sama sekali tidak, nak. Malahan kami sekeluarga semuanya hormat kepada dia, karena dari hasil sawahnya dia membiayai hidup kami dan menyekolahkan semua adik2nya sampai selesai jadi sarjana."*
Kembali sang Profesor merenung :
"Ternyata yang penting bukan Apa atau Siapa kita, tetapi apa yang telah kita perbuat.
Tuhan tidak akan menilai Apa dan Siapa kita tetapi apa *"amal dalam ibadah"*kita."
Sebuah pelajaran hidup yg mengajarkan, agar kita melakukan yg terbaik tanpa berharap pujian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar