Profil Sadio Mane,
Pesepak Bola Islam Yang Sangat Rendah Hati
Saat ini siapa
yang tidak kenal Sadio Mane. Ujung Tombak Andalan Liverpool saat ini. Siapa
sangka ternyata Sadio Mane yang beragama islam ini sangat taat dalam
menjalankan agama islam.
Dia sangat rendah
hati dan sangat menjauhi alkoho, dan selama ini dia sama sekali tidak pernah
menyentuh alcohol.
![]() |
Profil Sadio Mane, Pesepak Bola Islam Yang Sangat Rendah Hati |
Sadio
Mane yang didatangkan ke 2016-2017 dengan harga 30,75 poundsterling atau
setara Rp 597 miliar.
Dengan gaji yang
ratusan milyar tersebut biasanya pemain eropa akan tenggelam dalam glamornya
kehidupan. Jadi jangan heran, biasanya
banyak merek mobil mewah di dunia, termasuk yang limited edition, pasti di
miliki pemain sepak bola terkenal eropa.
Tapi itu tak akan
terlihat pada Sadio Mane yang bergaji Rp
1,8 miliar minggu. Sadio Mane jauh dari kesan seorang selebriti sepak bola.
Bintang
kelahiran Sedhiou, Senegal ini menegaskan, dia tidak akan sekalipun menyentuh
minuman keras kerana itu bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Sadio
Mane ternyata adalah putra seorang imam di negaranya sehingga ia tidak akan
mempermalukan orangtuanya.
Kendati
putra seorang tokoh, siapa nyana, kehidupan Sadio Mane kecil sangatlah getir.
Dibesarkan dalam
keluarga yang taat agama –dan ortodok, dia pernah dihalang-halangi untuk
menggapai cita-cita menjadi seorang pemain sepak bola profesional. “Ibu bapa
saya tak punya uang untuk membiayai sekolah saya. Setiap pagi dan sore, saya
pergi bermain bola sepak dengan kawan-kawan di jalanan,” katanya seperti
diolansir utusan.com.my.
Semua
orang di kampungnya, Bambali menyebutkan bahwa ia pemain yang hebat, namun
keluarganya saya tak ada yang paham sepak bola.
Bahkan
orangtuanya menilai permainan sepak bola tersebut sebagai sesuatu yang tidak
agamis dan melarangnya untuk meneruskan bakatnya.
Tapi
karena tekadnya yang kuat menjadi seorang pemain sepak bola, Sadio Mane
berusaha meyakinkan sang ayah. Walaupun tidak mudah namun sampai akhirnya sang
ayah luluh.
Di
usia 15 tahun, Sadio Mane meninggalkan kampung halamannya, menempuh perjalanan
500 kilometer ke arah utara, menuju Dakar, ibu kota Senegal.
Bahkan,
sang ayah yang sebelumnya menolak, ikut mengantarkannya bersama abang
laki-lakinya.
“Saya
tinggalkan kampung halaman menuju ibukota karena saat itu ada pemilihan sebuah
akademi sepak bola,” katanya.
Setibanya
di Dakar, ia sempat minder karena banyak sekali remaja seusianya ikut pemilihan
di akademi yang bernama Generation Foot itu.
Berkat
motivasi kuat sang ayah dan kakaknya, Sadio Mane akhirnya terpilih.
“Ada
hal lucu yang dan tidak mungkin saya lupakan. Saat sedang menunggu giliran, ada
seorang lelaki yang sudah berumur memperhatikan saya seperti saya berada di
tempat yang salah.”
“Dia
tanya saya, apakah kamu ingin mengikuti tes? Saya jawab iya,” ceritanya.
“Dia
berkata lagi, ‘dengan sepatu begini? Bagaimana kamu bisa main dengan sepatu
yang sangat teruk, kotor dan koyak’.”
Selain
itu, pria itu menyoroti celana pendek yang dipakainya bukanlah celana untuk
pemain sepak bola.
Ternyata
pria itu adalah pelatih di akademi itu.
Ketika
Sadio Mane memperlihatkan kemampuannya, pria itu kembali mendekat.
“Saya
mau kamu. Kamu bisa bermain bersama skuad saya.”
Sejak
itu, nasib Sadio Mane berubah dan pria kampung ini pun tak menyia-nyiakan
kesempatan yang diperolehnya.
Empat
tahun kemudian, seperti dilansir Wikipedia, Sadio Mane memulai karir sepak bola
profesionalnya di klub Liga 2 Prancis, Metz dan bermain di klub ini selama
2 musim, 2011-2012.
Aksinya yang
brilian di klub dan Timnas Senegal membuat Mane diboyong Red Bull Salzburg,
Austria (2012-2014), dan kemudian pindah ke Southampton (2014-2016).
Pemain sayap ini
akhirnya dibeli oleh Liverpool dan sampai saat ini menjadi salah satu andalan
Jurgen Klop yang mumpuni.
Sadio Mane
dipanggil oleh Timnas Senegal pada tahun 2012 untuk mengikuti Kualifikasi Piala
Dunia.
Bergabung dengan
pemain senior Papiss Demba CisséMane yang saat itu masih berusia 20 tahun
langsung menggebrak.
Pada pertandingan
pertama Grup J, ia mencetak satu dari tiga gol Senegal ke gawang Liberia dan
timnya menjadi juara grup dengan 3 kali menang, 3 seri dan tak pernah kalah.
Mane menyumbang 2
gol dan 4 assist bagi timnya, namun gagal ke Piala Dunia Brazil karena kalah
4-2 dari Pantai Gading.
Itulah Sadio Mane,
walaupun sudah terkenal namun dia tetap membumi karena dia ingat dengan asal
usul dan kampung halamannya yang perlu dibantu untuk kemajuan yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar